Sistem Pendidikan di Jepang
Bagaimana sistem pendidikan di Jepang?
Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip:
- Legalisme
- Administrasi yang demokratis
- Netralitas
- Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan
- Desentralisasi.
Pendidikan bertujuan:
- Mengembangkan kepribadian secara penuh dengan
- Berupaya keras membangun manusia yang sehat pikiran dan badan,
- Yang mencintai kebenaran dan keadilan,
- Menghormati perseorangan,
- Menghargai kerja,
- Mempunyai rasa tanggungjawab yang dalam, dan
- Memiliki semangat independen sebagai pembangun negara dan masyarakat yang damai.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah.
Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran
dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama. Disamping
itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang
tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Contoh tujuan pendidikan untuk tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) yang dirinci sampai tingkat kelas dapat dilihat dalam Gambar 1.
Tujuan pendidikan tersebut adalah untuk membesarkan anak yang sehat pikiran dan badan serta penuh estetika, sehingga dihasilkan murid yang ideal, yaitu murid yang selalu melatih diri sendiri, mengikuti aturan, bersedia bekerja secara sukarela, dan mempunyai dasar untuk berpikir secara internasional.
Selanjutnya,
tujuan pendidikan di tingkat sekolah tersebut dijabarkan lagi ke dalam
tujuan di masing-masing kelas seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 1.
(Kawanigashi Junior Secondary School, 2000).
Tujuan
pendidikan ini lebih lanjut dijabarkan untuk setiap mata pelajaran dan
bahkan untuk setiap pertemuan kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut
diuraikan materi apa yang akan dibahas, apa yang harus dilakukan murid,
dan apa yang harus dilakukan guru, serta bagaimana cara melakukannya
yang semuanya dinyatakan dalam rencana kerja (working plan)
yang disiapkan guru untuk setiap pertemuan kelas. Dengan demikian, baik
murid maupun guru memiliki pedoman arahan yang jelas dalam proses
belajar-mengajar.
Pada umumnya metode pengajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi dari:
- Penjelasan dari dan tanya jawab dengan guru,
- Diskusi antar murid, dan
- Eksplorasi oleh murid sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran.
Di
awal biasanya murid memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian
murid melakukan diskusi sesama mereka dan atau mengeksplorasi
menggunakan alat pembelajaran seperti multimedia, laboratorium, dll.
sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Hasil diskusi dan atau
eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan
guru.
Sumber: Abas Ghozali* Penelitian ini didanai oleh the Japan Intenational Cooperation Agency (JICA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar