Perolehan nilai UKA guru tertinggi tiap tempat
bertugas mencapai 90 yaitu, dari Desi Dwi Jayanti dari TK Islam Nurul
Iman, Kabupaten Bogor dengan nilai 90, Nurfatah dari SD 8 Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin, Sumsel dengan nilai 80, Melany Wiwanty Parulian
Mukuan dari SMP Advent Amurang Kabupateng Minahasa Selatan, Sulawesi
Utara dengan nilai 87,5, Gatot Priadi dari SMAN 1 Karas Kabupaten
Magetan Jawa Timur dengan nilai 90.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh,
menyatakan peta hasil distribusi nilai UKA itu akan berguna bagi
pemetaan dunia pendidikan. “Peta UKA 2012 ini dapat dipasangkan dengan
peta Ujian Nasional 2012 (UN)” jelasnya. Artinya, kualitas guru nanti
akan dilihat hubungannya dengan hasil UN tiap daerah. Sebelumnya,
pelaksanaan UN sudah mengalami perbaikan dan sudah dipetakan. Nantinya,
peta tenaga pengajar, fasilitas infrastruktur turut akan dimasukkan.
Sehingga, peta yang utuh dari dunia pendidikan dapat diperoleh secara
bertahap.
Menteri Nuh menambahkan, hasil UKA guru juga
terdapat yang perlu perbaikan. Pada jenjang bertugas Sekolah Menengah
Pertama (SMP), guru yang memiliki latar belakang pendidikan S2 ada yang
mendapat nilai UKA sebesar 14. Selain itu, rata-rata guru SMP yang
berpendidikan S2 sebesar 51,3 dengan nilai UKA tertinggi sebesar 82.
Seharusnya, pendidikan yang lebih tinggi mendapatkan nilai UKA yang
lebih baik.
Pola yang sama juga terjadi pada jenjang bertugas
Sekolah Menengah Atas (SMA). Nilai UKA dari guru SMA yang berlatar
belakang pendidikan S3 sebesar 46,8 dengan nilai tertinggi 61. Nilai ini
tidak lebih baik dari nilai UKA dari guru yang berlatar belakang
pendidikan S2 yaitu sebesar 55,9 dengan nilai tertinggi 84,3.
Keteraturan peningkatan nilai UKA masih terjadi pada guru dengan latar
belakang pendidikan SMP sampai dengan S1.
Mendikbud menyampaikan pentingnya pelatihan dan
pendidikan yang berkesinambungan bagi guru. “Pendidikan dan pelatihan
perlu berjalan terus, tidak berhenti,” ujarnya. Nuh juga menambahkan
peta guru tersebut juga menunjukkan nilai penting dari UKA untuk melihat
kompetensi guru dengan standar rata-rata nasional bisa dilihat.
“Diharapkan pemetaan juga bukan sekedar kelulusan uji kompetensi tapi
juga ukuran dari kinerja guru pada masa mendatang,” jelasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar